Kolam Ikan Nila Sistem Bioflok
Selain itu ikan nila juga mampu mencerna flok yang tersusun atas berbagai mikroorganisme yaitu bakteri alga zooplankton fitoplankton dan bahan organik sebagai sumber pakannya.
Kolam ikan nila sistem bioflok. Selain lebih praktis mudah diaplikasikan di lahan terbatas serta biaya pembuatan yang relatif lebih murah dibanding kolam tembok padat tebar benih ikan juga lebih tinggi proses pembersihan dan pengeringan kolam terpal lebih cepat dibanding kolam tanah. Selain penerapannya bagi ikan nila sistem bioflok juga banyak diterapkan untuk budidaya lele. Penebaran benih ikan nila pada sistem bioflok yakni di mulai dengan penebaran benih yang memiliki ukuran 4 gram dalam kolam bak semen yang memiliki ukuran cukup luas anggap saja sekitar 160 m2. Survival rate 90 ikan lebih tahan hidup.
Membutuhkan proses pembesarannya lebih cepat. Pakan komersil setidaknya mempunyai kandungan protein kasar 28. Budidaya ikan nila dengan menggunakan sistem bioflok sendiri bisa dimulai dengan penebaran benih setidaknya 4 gram dengan kolam bak semen seluas 160m2 dengan kepadatan benih sekitar 38 ekor per meter persegi pada salinitas 10 ppt. Ikan nila dipilih sebagai sistem lanjutan bioflok karena nila termasuk kelompok herbivora.
Selain itu jangan lupa juga sebelum melakukan penebaran benih hendaknya kalian menaburkan bubuk probiotik yang berfungsi untuk mempercepat proses pertumbuhan mikroorganisme. Ini karena kotoran diubah lagi menjadi pakan. Keunggulan sistem bioflok sudah ada di infografis dari kkp di atas selengkapnya seperti ini. Kolam terpal bundar bioflok praktis ini dibuat dari bahan berkualitas untuk anda yang ingin budidaya ikan tanpa ribet dan biaya besar.